Beberapa waktu lalu, seseorang bertanya pada saya: “Kalau anakku (bayi) batuk pilek, antibiotik perlu diberikan setelah batuk pileknya berlangsung berapa lama ya?”

 

Mak deggg…

 

Saya kaget dapat pertanyaan seperti itu.

Pertama, saya bukan dokter yang bisa meresepkan antibiotik. Kedua, helooo anak batuk pilek kan belum tentu perlu dikasih antibiotik? Kalau batuk pileknya disebabkan virus, tentu saja pemberian antibiotik malah nggak efektif sama sekali.

Tentang Rational Use of Medicine

 

Jujur saja saya merasa prihatin ternyata orang-orang di sekitar saya sendiri masih belum aware tentang rational use of medicine (RUM). Tapi hal ini ya bisa dimaklumi karena memang regulasi pemberian & penjualan antibiotik di Indonesia masih perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Perlu perjuangan lebih keras lagi agar penggunaan antibiotik bisa diberikan secara tepat, tidak sembarangan, dan tidak diperjualbelikan secara bebas tanpa resep dokter. Belum lagi PR untuk mengedukasi masyarakat perihal ini. 

 

Dengan adanya kasus gagal ginjal akut misterius di Indonesia akhir-akhir ini mestinya bisa lebih menyadarkan masyarakat kita supaya nggak sedikit-sedikit ngasih obat ke anak kalau lagi sakit. Apalagi “cuma batuk pilek” (commond cold) yang sifatnya self-limiting diseases alias bisa sembuh dengan sendirinya koq! Bapak ibu cuma perlu lebih bersabar saja sebenarnya.

 

 

Tapi Anakku jadi Lebih Gampang Sakit nih…

 

Ada yang relate dengan kondisi anak lebih mudah sakit akhir-akhir ini? Padahal “cuma” batuk pilek tapi sekalinya sakit, recovery-nya bisa 1-2 mingguan.

 

Ketika saya menuliskan blog post ini, kondisinya saya habis begadang semalaman karena si kakak (yang sudah masuk TK) sedang pilek disusul demam sejak kemarin sore. Dalam sebulan, dia bisa kena batuk pilek sampai 2 ronde loh, bergiliran sakitnya dengan teman-teman sekelasnya.

 

Disusul kemudian si adik bayi (yang juga lagi pilek) menjelang tengah malam badannya juga ikutan demam. Paket combo deh yaaa kalau satu anak sudah sakit pasti anak yang lainnya biasanya menyusul ketularan sakit juga. Sabarr, sabarr…..

 

Menurut dr. Dimple Nagrani, SpA, kondisi anak yang akhir-akhir ini jadi lebih mudah sakit sebenarnya sedang dialami oleh banyak anak karena mereka tumbuh di era pandemi. Sebelum ini, anak-anak diisolasi, jarang bertemu orang lain, jarang berkenalan dengan virus dan bakteri, jarang berbagi penyakit. Nah, sekarang inilah saatnya mereka mulai beradaptasi dengan berbagai paparan virus dan bakteri. Jadi sangat wajar loh Moms kalau anak kita jadi gampang sakit. Yang penting kita sabar dan tetap menjalani pola hidup sehat.

 

Batuk Pilek (Common Cold) pada Anak 

 

Batuk pilek (common cold) atau infeksi saluran pernafasan atas sebenarnya penyakit yang paling sering menghampiri anak-anak. Sebagian besar anak akan mengalami common cold setidaknya antara 6-8 kali per tahun, terlebih lagi untuk anak yang dititipkan di daycare atau sudah bersekolah pastinya akan lebih sering mengalami penyakit ini karena sifatnya menular. Apalagi kalau lagi musim pancaroba, akan lebih sering lagi terjadi batuk pilek.

 

• Apakah batuk pilek ini berbahaya terutama pada bayi?

Sebenarnya penyakit ini adalah hal yang biasa terjadi pada anak-anak terutama pada bayi yang usianya masih di bawah setahun karena sistem imunnya masih berkembang. Umumnya tidak berbahaya ya, kecuali memang ada tanda kegawatdaruratan seperti sesak napas, demam tinggi selama lebih dari 3 hari, asma, dll.

 

• Apa saja gejalanya?

Gejala batuk pilek ini bervariasi, misalnya demam, hidung meler, hidung tersumbat, batuk, bersin-bersin, bayi lebih rewel, hilang nafsu makan, dll.

 

• Apa yang harus dilakukan kalau bayi kena batuk pilek?

Karena batuk pilek (common cold)  ini disebabkan oleh virus jadi ya nggak ada treatment khusus, Moms. Sistem kekebalan tubuh bayi akan melawan dan mengusir virus itu sendiri. Perlu dicatat yaa kalau antibiotik bukan untuk mengobati virus tetapi untuk mengusir bakteri. Yang bisa orang tua lakukan di rumah ketika bayi mengalami batuk pilek adalah membuat dia merasa lebih nyaman.

 

 

Cara Membuat Bayi Lebih Nyaman ketika sedang Batuk Pilek

 

Ada beberapa treatment nih yang bisa orang tua lakukan di rumah agar bayi yang sedang sakit bisa lebih nyaman dan tidak terlalu rewel:

• Berikan cairan lebih banyak.

Untuk bayi di bawah 6 bulan bisa terus disusui ya Moms, sedangkan bayi di atas 6 bulan yang sudah mulai makan MPASI (makanan pendamping air susu ibu), bisa diberikan air mineral atau smoothies, buah-buahan yang tinggi kadar air, sambil terus disusui.

• Perbanyak istirahat.
• Gunakan saline drops (obat tetes hidung bayi) untuk mengatasi hidung yang tersumbat, bisa juga menggunakan alat penghisap lendir untuk cairan ingusnya.
• Gunakan humidifier (pelembab udara) di kamar ketika bayi sedang tidur, kalau nggak ada humidifier, bisa dengan berendam di air hangat di kamar mandi tertutup agar uap hangatnya bisa terhirup bayi.
• Gunakan oil atau krim penghangat tubuh yang juga bisa membantu meredakan gejala pileknya, misalnya Motherlove Calming Cream.

 

 

Tentang Motherlove Calming Cream

 

Moms, siapa nih yang tim oles-oles minyak atau krim di tubuh bayi kalau bayi lagi nggak enak badan? Fungsi oles-oles ini bukan untuk mengobati loh ya, tapi fungsinya lebih untuk meringankan atau meredakan gejala batuk pilek yang sedang dialami bayi.

 

Saya mau sharing tentang baby Amira yang sekarang lagi pilek. Setiap selesai mandi pagi dan sore, biasanya sebelum dipakaikan baju, saya oleskan dulu Motherlove Calming Cream  ke area dada, perut, leher, dan punggungnya. Oles tipis-tipis saja. Aroma eucalyptusnya  lembut nggak menyengat, di kulit bayi juga tidak panas (ditandai tidak tampak berbekas kemerahan dan bayi juga nggak rewel setelah dioles krim tersebut). Motherlove Calming Cream ini bisa digunakan setiap kali setelah mandi atau sebelum tidur ya Moms.

 

 

Setelah mandi, biasanya ketika beraktivitas si baby akan mengeluarkan ingusnya dan saya bantu menyedot ingusnya menggunakan nasal aspirator. Pengolesan Motherlove Calming Cream dan penyedotan ingus bayi bisa juga dilakukan sebelum tidur agar bayi merasa lebih nyaman dan tidak terlalu rewel ketika tidur. 

 

• Kandungan dan Bahan Utama Motherlove Calming Cream

Krim ini mengandung Eucalyptus Oil yang bisa membantu menenangkan kulit dengan sensasi lembut dan hangat. Eucalyptus yang digunakan pun merupakan jenis yang disarankan dan aman untuk bayi (namanya Eucalyptus Radiata).

Selain itu, krim ini juga mengandung Ekstrak Aloe Vera Organik & Olive Husk Oil yang menjaga kulit bayi tetap halus dan lembab.

 

 

• Kelebihan Motherlove Calming Cream

1. Produknya telah teruji hipoalergenik dan sudah halal MUI
2. Desainnya tube sehingga meminimalkan risiko terkontaminasi tangan atau udara luar, praktis dibawa traveling, dan nggak mudah tumpah isinya.
3. Tingkat kehangatannya pas dan cocok untuk kulit bayi baru lahir yang masih sensitif. Tentu saja krim ini cocok digunakan sejak usia newborn ya Moms.
4. Mudah ditemukan produknya karena Motherlove Calming Cream ini bisa dibeli di e-commerce, baby shops, supermarket, atau apotek

 

Perlunya Membuat Bayi Lebih Nyaman ketika sedang Sakit

 

Kalau bayi sedang merasa nggak nyaman akibat sakit, pengaruhnya bisa ke nafsu makannya menurun, jam tidurnya juga menjadi kacau, jadwal makan berantakan. Padahal, 1000 hari pertama kehidupan bayi adalah Golden Window alias periode masa emas pertumbuhan bayi. Orang tua perlu memberikan asupan makanan bergizi dan stimulasi yang tepat untuk tumbuh kembang optimalnya. 

 

Kalau periode masa emasnya terganggu, tumbuh kembangnya juga bisa menjadi kacau. Misalnya ya ketika bayi sedang sakit. Kalau bayi lagi sakit, pastilah rewel minta ampun karena dia belum bisa berbicara menyampaikan apa yang sedang dia rasakan. Komunikasinya hanya bisa dengan menangis dan tampak lebih rewel. Nggak jarang juga bayi sakit membuat orang tua harus begadang menemaninya. 

 

Untuk itulah perlunya kita sebagai orang tua membuat bayi yang sakit merasa lebih nyaman menjalani gangguan-gangguan dalam dua tahun pertama kehidupannya, misalnya, yangs sering terjadi adalah masalah pernafasannya (batuk dan pilek) dan masalah pencernaan (seperti kolik, susah buang air besar).

 

 

Kapan Kita Perlu Membawa Bayi ke Dokter?

 

Kalau ikhtiar kita untuk merawat bayi di rumah sudah dilakukan tetapi gejala sakitnya tidak mereda, kita perlu segera berkonsultasi dengan dokter spesialis anak untuk bisa mendapatkan diagnosis dan saran yang tepat.

 

Tanda-tanda gejala yang tidak mereda atau memburuk, antara lain:

• Bayi mengalami dehidrasi (jumlah cairan yang diminum lebih sedikit dibandingkan biasanya, ini bisa ditandai dengan diapernya yang tidak terlalu basah).
• Terjadi gangguan pernapasan, misalnya napasnya lebih cepat atau sulit bernapas.
• Batuknya semakin parah dan tidak mereda.
• Telinganya sakit
• Mata berwarna kemerahan atau terdapat cairan mata berwarna kuning kehijauan
• Bayi malas menyusu
• Kesehatannya tidak kunjung membaik dalam satu pekan

 

Tanda-tanda kegawatdaruratan pada bayi yang harus segera kita bawa ke Instalasi Gawat Darurat, misalnya:

• Demam tinggi
• Gemetar/Menggigil
• Napas cepat
• Menolak minum cairan
• Lemas atau tidak mampu bangun tidur
• Bibir, wajah, atau dada membiru

Sekian sharing-sharing dari saya ya Moms, semoga bermanfaat dan semoga sehat selalu.

 

Referensi:

https://www.lancastergeneralhealth.org/health-hub-home/motherhood/the-first-year/all-about-babys-first-cold

https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=upper-respiratory-infection-uri-or-common-cold-90-P02966