Bayi Mengalami Kolik? Ini Pengalamanku dan Tips Mengatasinya

Bayi Mengalami Kolik? Ini Pengalamanku dan Tips Mengatasinya

Tahun 2023 lalu, Alhamdulillah aku dikaruniai lagi seorang bayi cantik. Saat itupun aku resmi menyandang status sebagai ibu beranak tiga. Sebenarnya perjalanan kehamilan anak ketigaku ini terasa berat, baik secara psikis & fisik. Namun, alhamdulillah aku menjalaninya dengan penuh kemudahan dari Allah. 

 

Apa yang membuatku merasa berat menjalani semua ini? Salah satunya ketidaksiapan mental karena jarak anak ke-2 dan ke-3 yang begitu dekat. Kalau kata orang, ini namanya kesundulan. Hmm, bagiku, bayi ini adalah “bonus rezeki” dari Allah. 

Tantangan Saat Bayi Lahir

 

Setelah kelahiran anak ketigaku, Baby Aya, kehidupan baru pun dimulai. Nggak hanya si bayi yang harus beradaptasi dengan dunia barunya, tetapi aku pun turut beradaptasi dengan situasi baru ini.

 

Katanya, ketika seorang bayi terlahir maka ibunya pun ikut terlahir kembali. Bagiku, pernyataan ini valid dan berlaku untuk setiap kelahiran yang pernah aku alami. 

 

Di setiap kelahiran anak, selalu ada tantangannya masing-masing. Misalnya saat kelahiran anak pertama, kehidupanku tiba-tiba berubah drastis. Selain itu, sebagai ibu baru, aku banyak merasa khawatir. Namanya juga pengalaman pertama biasanya banyak memberikan pelajaran berharga. 

 

 

Bayi yang mengalami kuning & demam karena kurang asupan ASI, kulit bayi yang bruntusan, tekstur pup bayi yang tidak seperti biasanya, bahkan nafas bayi berbunyi grok-grok saja cukup membuatku merasa khawatir saat itu. Hehhee.

 

Ketika lahir anak kedua, tantangan yang aku alami saat itu justru bukan pada si bayi, melainkan pada kakaknya. Si Kakak yang sudah terbiasa menjadi anak tunggal dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, mau tidak mau dia harus belajar beradaptasi dengan kehadiran adiknya. Tentu saja itu bukan hal yang mudah baginya. Aku & suami harus memperbanyak stok kesabaran menghadapi tingkah unik si Kakak yang sepertinya mulai merasa kehilangan perhatian kami. 

 

Tantangan selanjutnya yang begitu nyata dihadapi saat anak ketiga lahir adalah kami harus mengurus dua bayi sekaligus yaitu si newborn dan kakaknya. Apalagi posisi kakaknya (anak ke-2) yang berusia setahun itu masih menyusu juga. Kalau boleh jujur, rasanya hidupku seperti terjungkir balik setiap hari. Lelah dan mengantuknya jangan ditanya ya. Tapi percayalah justru hidupku semakin berwarna dan tidak membosankan setelah anak ketigaku lahir. 

 

Rutinitas Begadang di Awal Kelahiran Bayi

 

Satu hal yang pasti aku alami di setiap kelahiran anak – anakku (yang mungkin juga dialami oleh sebagian besar ibu-ibu lainnya) adalah rutinitas begadang di awal kelahiran bayi. Masa-masa 3 bulan pertama usia bayi menurutku adalah masa terberat bagi seorang ibu. Bayi sering mengajak ibunya begadang padahal kondisi ibu masih belum pulih pasca melahirkan. 

 

Begadang ini terjadi karena pola tidur bayi (newborn) belum teratur. Bayi masih beradaptasi dengan kehidupan baru di luar rahim dan dia perlu disusui setiap 2-3 jam sekali. Ada satu hal lagi yang membuat malam-malamku terasa sangat menantang di awal kelahiran bayi adalah saat bayi mengalami kolik. Mungkin setiap bayi hampir pernah mengalaminya ya, hanya tidak semua ibu menyadari itu. 

 

Bayi Mengalami Kolik

 

Kolik infantile atau kolik pada bayi adalah kondisi saat bayi terasa lebih rewel, menangis berkepanjangan dengan sebab yang tidak jelas. Tangisan bayi saat sedang kolik biasanya sulit dikendalikan sehingga membuat ibu merasa khawatir dan lelah.

 

Salah satu tanda bayi yang mengalami kolik adalah dia akan menangis kencang (biasanya terdengar seperti sedang kesakitan) dengan intensitas yang cukup lama di jam-jam tertentu. Sayangnya, kolik pada bayi ini lebih sering terjadi di waktu sore dan malam hari saat kondisi si ibu sudah sangat lelah dan mengantuk.

 

 

Kolik pada bayi biasanya terjadi di usia 2 minggu hingga 4 bulan. Kalau pengalamanku, ketiga anakku mengalami kolik saat usia mereka kurang dari satu bulan. Kolik ini bisa berlangsung mulai dari 5 hari hingga 2 minggu. Bayi yang sedang kolik akan tampak rewel dan menangis cukup lama tanpa bisa dihentikan. 

 

Waktu terjadinya kolik berbeda-beda di setiap bayi. Yang terjadi pada bayi-bayiku, kolik menghampiri di tengah malam. Sungguh, mereka bayi-bayi lucu yang senang ngerjain ibunya. Oh iya, si bayi hampir bisa dipastikan akan mulai rewel & menangis di jam yang sama setiap malamnya jika sedang kolik.

 

Penyebab Bayi Mengalami Kolik

 

Menurut American Academy of Pediatrics dan systematic review yang ter publikasi, 25-28% dari bayi akan mengalami kolik. Singkatnya, 1 dari 4 bayi baru lahir berisiko terkena kolik. 

 

Sebenarnya penyebab kolik ini belum diketahui secara pasti, tetapi biasanya faktor pemicunya karena ada gangguan di saluran pencernaan bayi. Misalnya, terjadi ketidakseimbangan mikrobiota saluran cerna bayi (jumlah bakteri baik lebih rendah dibandingkan jumlah bakteri jahat). Bahkan ada yang menyebutkan kalau kolik ini merupakan gangguan interaksi antara otak dengan saluran pencernaan (Gut-Brain Axis).

 

Biasanya bayi yang sedang mengalami kolik perutnya terasa kembung dan sembelit karena ada masalah pada gerakan usus bayi. Bayi jadi sering mengangkat kedua kakinya ke arah perut karena kesakitan, wajahnya juga menjadi agak memerah. 

 

Bayi dengan kolik yang tidak didiagnosa dan diterapi ternyata memiliki dampak jangka panjang, misalnya berisiko lebih tinggi terkena ADHD atau kesulitan berkonsentrasi, nyeri pada perut, dermatitis atopik, alergi, rhinitis, maupun asma. Hal ini yang disebut dalam dunia kesehatan sebagai Gut – Brain Axis, secara sederhana diartikan ada hubungan dua arah antara saluran pencernaan (gut) dengan otak manusia (brain). 

 

Cara Mengatasi Kolik pada Bayi 

 

Berbekal pengalaman mengurus kedua kakaknya, alhamdulillah saat Baby Aya mengalami kolik tidak terlalu membuatku khawatir. Karena ya aku sudah paham polanya si bayi akan menangis dan rewel mulai jam 11 malam sampai menjelang subuh. 

 

 

Beberapa cara ini aku lakukan untuk meredakan tangis bayi:

 

  • Melakukan pijat ILU 

Setiap pagi dan sore (bisa sebelum/sesudah mandi), aku rutin melakukan pijat ILU pada Baby Aya. Gerakan pijat ILU bisa kalian temukan di YouTube ya. Harapannya dengan pijat ILU ini agar perut bayi tidak kembung dan BAB lancar.  

 

  • Melakukan stretching & gerakan gowes pada kaki bayi

Biasanya saat tangis bayi sudah mulai pecah, aku melakukan beberapa gerakan stretching pada perut dan kaki bayi, serta gerakan gowes untuk kaki bayi. Ini lumayan ampuh untuk membuang gas yang ada di perut bayi lho. Apalagi kalau setelah dipijat & digowes terdengar suara kentut bayi. Waaah senang sekali hatiku ini hehe. 

 

  • Menggendong bayi

Cara yang paling efektif untuk menenangkan bayi yang rewel adalah dengan memeluk, membelai, dan menggendongnya. Menggendongnya ini harus sambil jalan-jalan agar bayi lebih tenang tapi kitanya yang tepar banget jadinya. 

 

Masalahnya, kejadian kolik ini berlangsung di tengah malam yang biasanya kondisi si ibu sudah sangat lelah & mengantuk ya, jadi untuk menggendong bayi pun sudah sangat tak berdaya. 

 

Nah, tips dari aku nih Mom, kalian bisa memanfaatkan ayunan/ baby swing, bouncer bayi, atau gym ball. Cara paling efektif untuk menenangkan Baby Aya selain menggendongnya adalah dengan posisi si penggendong duduk di atas gymball dan ayun-ayunkan. Sensasi ayun-ayun itu bisa membuat bayi tenang. Hehe. 

 

  • Membuat suasana nyaman saat tidur

Kalau pengalamanku, bayi bisa tidur nyenyak kalau kondisi ruangan minim pencahayaan dan suhu kamar tidak terlalu dingin. Jangan lupa memakaikan kaos kaki & topi bayi saat tidur agar tidurnya lebih nyaman. Kalau mau membedongnya, jangan terlalu kencang ya, cukup melilitkan kain di badan bayi agar bayi tidak sering terkaget-kaget karena efek moro. 

 

  • Memberikan probiotik yang aman untuk pencernaan bayi

 

Berhubung masalah kolik pada bayi sering diduga berhubungan erat dengan saluran pencernaannya, pemberian probiotik bisa dijadikan ikhtiar untuk mengurangi masalah kolik pada bayi. Probiotik termasuk ke dalam golongan suplemen sehingga bisa diberikan pada bayi yang masih menyusu eksklusif sekalipun. Namun, sebaiknya Mom tetap berkonsultasi dengan dokter sebelum memberikan suplemen/vitamin dan obat-obatan untuk bayi ya. 

 

Ada probiotik yang aman diberikan pada bayi baru lahir yang bisa digunakan untuk mengurangi masalah pencernaan pada bayi (termasuk masalah kolik) yaitu Interlac Drops.

 

Interlac Drops: Probiotik Solusi untuk Bayi Kolik

 

Aku pernah menggunakan Interlac Drops untuk anak pertamaku saat dia berusia 1,5 tahun. Waktu itu yang aku perhatikan BAB si Kakak yang lagi dalam tahap MPASI bisa cukup lancar setelah diberikan Interlac. Memang problem si Kakak saat itu adalah BAB yang sering sembelit. Cerita lengkapnya ada di sini: Interlac Membantu Mengatasi Gangguan Pencernaan Bayi

 

Manfaat Interlac untuk Bayi Kolik

 

Interlac dengan kandungan Lactobacillus reuteri DSM 17938 adalah satu-satunya solusi yang teruji klinis dan direkomendasi oleh lembaga internasional sebagai terapi dan pencegahan kolik dengan efikasi dan keamanan yang sudah terbukti.

 

Interlac sudah terbukti efektif dan aman digunakan selama 3 bulan pertama kelahiran bayi. Hasil uji klinis menyatakan bahwa waktu menangis bayi bisa berkurang hingga 74% setelah rutin pemakaian Interlac selama 1 minggu, bahkan hasilnya sudah mulai nampak setelah 1 hari pemakaian. Berdasarkan hasil studi, tingkat keberhasilan penurunan durasi menangis bayi yang diterapi dengan interlac sebesar 95%. Studi lain menyatakan kalau Interlac bisa meningkatkan kualitas hidup orang tua seiring dengan berkurangnya kolik pada anak.

 

Memang benar sih kalau anak lagi mengalami kolik, tidur orang tuanya jadi ikut terganggu karena harus menenangkan anak sepanjang malam. Kalau yang kualami, jam istirahatku benar-benar berantakan saat awal kelahiran Baby Aya karena tengah malam hingga subuh harus begadang, sedangkan selepas subuh aku harus menyiapkan si sulung untuk berangkat sekolah. Waktu istirahat benar-benar kurang. 

 

 

Cara Kerja Interlac 

 

Mekanisme kerja Interlac adalah dengan  meningkatkan jumlah bakteri baik dan mengurangi bakteri jahat/patogen yang ada di saluran cerna. Interlac juga mengurangi jumlah bakteri E.Coli dalam pup si kecil yang membahayakan. Selain itu, Interlac juga dapat mengurangi gas dan meningkatkan pola gerakan usus. 

 

Cara Penggunaan Interlac

 

Interlac aman digunakan setiap hari dalam jangka panjang. Penggunaan Interlac dalam jangka panjang akan menjaga kesehatan saluran pencernaan serta membantu menjaga daya tahan tubuh.

 

Pemakaiannya praktis, satu hari cukup sekali (5 tetes). Satu botol kurang lebih isinya 125 tetes. Kalau rutin digunakan setiap hari, sebotol ini akan habis dalam 25 hari. 

 

  • Kocok botol terlebih dulu.
  • Botol dimiringkan 45 derajat sampai menetes.
  • Tuang 5 tetes Interlac drop ke sendok lalu suapkan ke bayi.
  • Tutup kembali yang rapat, setelah digunakan simpan kembali di kulkas bawah (bukan di freezer).
  • Interlac drops setelah dibuka, akan optimal manfaatnya hingga 3 bulan.
  • Jika disimpan lebih dari 3 bulan hasilnya akan kurang optimal

 

probiotik untuk bayi

Rasa Interlac ini netral ya alias tidak berasa sehingga cocok dan aman untuk bayi baru lahir. Sebenarnya Interlac ini nggak hanya diperuntukkan bagi bayi baru lahir saja. Bakteri baik Lactobacillus reuteri yang ada di Interlac juga sudah teruji klinis untuk  balita, anak-anak, dewasa dan bahkan pada ibu hamil dan bayi prematur.

 

Interlac merupakan suplemen kesehatan yang bisa dibeli tanpa resep dokter. Pembeliannya bisa melalui offline di baby shop, apotek, maupun modern outlet (guardian, watsons, boots, supermarket, dll) serta online di Interbat Official Shop Shopee, Tokopedia, dan e-commerce favourite lainnya

 

Well, semoga curhatan pengalaman, tips, dan ulasanku tentang bayi kolik yang membuat ibunya begadang sepanjang malam ini bisa membantu mencerahkan hari-hari kalian ya. Terutama bagi para ibu baru yang sering khawatir tentang bayinya. 

 

Jangan lupa, golden period alias masa keemasan perkembangan anak-anak kita ada di 1000 hari pertama kehidupannya. Hal yang penting dilakukan adalah pemberian ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI yang bergizi, serta jika diperlukan juga pemberian asupan probiotik sejak dini menjadi langkah penting dalam memelihara kesehatan bayi.

 

2 thoughts on “Bayi Mengalami Kolik? Ini Pengalamanku dan Tips Mengatasinya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.