Review Si Doel The Movie
Bismillah,
Nonton Bareng Si Doel The Movie
Beberapa waktu lalu timeline medsos saya dibanjiri dengan postingan semacam #TEAMSARAH atau #TEAMZAENAB? Waah ada apa ini, pikir saya. Mungkinkah sinetron Si Doel Anak Sekolahan bakal tayang lagi? Saya setengah berharap. Ternyata betul! Si Doel The Movie diangkat ke layar lebar. Mungkin hanya anak generasi 80 – 90an, sesama penggemar film legendaris ini, yang paham kenapa saya excited banget dengan hadirnya Si Doel The Movie.

Film ini dirilis tanggal 2 Agustus 2018 dan saya berkesempatan nonton bareng (nobar) Blogger Crony Community di XXI Senayan City tiga hari setelah filmnya rilis. Nonton bareng ini dipromotori oleh Sandec Sahetapy, tokoh kebudayaan Internasional Film Festival.
Perkembangan industri film di Indonesia semakin pesat yang ditandai dengan banyaknya film karya anak bangsa yang muncul di layar lebar. Namun, di tengah antusiasme para sineas dalam memproduksi film, ternyata hasilnya tidak selalu berkorelasi positif dengan apresiasi dan keuntungan meteril yang didapatkan. Hal inilah yang mendorong Sandec Sahetapi mengadakan nobar Si Doel The Movie dengan menggaet tujuh komunitas yang ada di Jakarta. Pria yang lebih dikenal sebagai pengusaha sukses ini berharap agar film-film Indonesia ke depan bisa semakin berkembang dan diapresiasi.
Yang unik dari nobar kali ini adalah dresscode “Betawi Punye Gaye”. Baru sekali ini saya nonton bioskop kudu pakai dresscode ala Betawi. Tapi berhubung Si Doel ini memang kental banget dengan adat Betawi, jadi kami para penonton happy saja dengan tema dresscode kali ini.

Sinopsis Si Doel The Movie
Saya lupa cerita terakhir yang saya ikuti di film berseri Si Doel Anak Sekolahan yang hadir di RCTI. Maklum ya sudah 25 tahun berlalu. Meskipun katanya pernah hadir versi FTV-nya, saya nggak sempat mengikuti jalan ceritanya. Di awal cerita Si Doel The Movie, saya pun mencoba meraba-raba sejauh mana sih saya melewatkan penggalan cerita Si Doel Anak Sekolahan.
Melihat Zaenab ada di rumah Si Doel, saya menyimpulkan bahwa Si Doel akhirnya memilih Zaenab menjadi pendamping hidupnya. Lalu, ke mana perginya Sarah? Katanya sih, Sarah ada di Belanda. Singkat cerita, Si Doel dan Bang Mandra berangkat ke Belanda atas permintaan Hans (sepupunya Sarah) untuk mengantar barang-barang pesanan Hans. Banyak penonton curiga kepergian mereka itu mungkin atas permintaan Sarah melalui Hans. Ada apa sih sebenarnya?

Well, saya pun sadar ternyata banyak hal yang saya lewatkan dari cerita Si Doel versi lampau. Sebelum menikah siri dengan Zaenab (Maudy Koesnaedi), Si Doel (H. Rano Karno) itu ternyata sudah resmi menikah dengan Sarah (Cornelia Agatha). Tapi, kemudian Sarah pergi meninggalkan Si Doel tanpa kabar. Perpisahan mereka terjadi 14 tahun silam. Sarah pergi ke Belanda dalam kondisi hamil.
Sarah meminta Hans (Adam Jagwani) untuk membawa Doel ke Amsterdam karena Sarah ingin mempertemukannya dengan Dul (Rey Bong), anak hasil pernikahannya dengan Doel. Akhirnya, Doel ditemani Mandra (H Mandra YS) pun terbang ke Amsterdam untuk bertemu dengan Sarah dan anaknya, Dul.
Di bagian inilah rasa sentimentil penonton diuji. Ah jangankan penonton ya, Si Doel aja berada di dalam kegalauan yang nyata. Saya turut merasakan kerinduannya akan Sarah dan anaknya (yang sejak lahir belum pernah melihat ayahnya), keresahan Si Doel karena tidak ingin menyakiti perasaan Zaenab, Sarah, Dul, dan Enyak. Saya sendiri bergonta-ganti mengatur rasa empati dalam setiap posisi pemerannya. Terhanyut deh.
Lalu, bagaimana akhir cerita setelah Si Doel ketemu anaknya? Saya nggak mau spoiler terlalu jauh ah, tonton saja ya di bioskop-bioskop kesayangan kamu.
Review Si Doel The Movie
Cerita Si Doel The Movie kali ini masih berpusat pada problematika asmara antara Si Doel, Sarah, dan Zaenab tapi dengan alur cerita yang lebih kompleks karena posisi Doel kali ini betul-betul sudah terjebak di antara dua hati. Tentunya kisah ini nggak akan seru dan menarik tanpa kehadiran Bang Mandra, tokoh favorit para penonton yang selalu bikin kita tertawa karena kelakarnya, tapi nggak jarang bikin penonton kesal karena karakternya yang menyebalkan dan kampungan.

Yang berbeda dari tayangan Si Doel the Movie adalah setting ceritanya sebagian besar ada di Belanda. Tentunya ini menarik buat saya yang punya resolusi menginjakkan kaki di Eropa. Saya sempat mengambil beberapa gambar saat Doel berada di Amsterdam (tapi kebanyakan gambarnya blurrr, huhuhu).


Menonton Si Doel The Movie bagi saya adalah bernostalgia dengan masa lampau. Si Doel telah menjadi bagian dari kehidupan anak era 80-90an. Satu perjalanan sinema Indonesia 25 taun lalu mengangkat kehidupan keluarga asli Betawi yang katanya ketinggalan zaman dan nggak berbudaya.Justru di sini lah nilai-nilai budaya Indonesia melekat kental sekali, terutama adat Betawi.
Cerita kehidupan keluarga H. Sabeni (Alm Benyamin Sueb) yang patriarki dan guyub rukun dengan karakter kuat dari masing-masing pemerannya. Gaya bicara khas Betawi yang nyablak. Hubungan antara anak dan orangtua, bagaimana wujud bakti anak ke orangtua, bagaimana orangtua yang galak dan bawel tapi sayang sekali dan mau melakukan segalanya untuk (pendidikan) si anak. Ini bukan hanya di Betawi, tapi di Indonesia pada umumnya.
Hadirnya Si Doel The Movie berhasil mengobati rasa rindu para penggemarnya. Scene paling bikin saya mewek (iyeeee say amah mewek beneran) yaitu sesi pertemuan dan perpisahan Si Doel dengan anaknya. Buat generasi milenial era 80-90 yang gemar nonton si Doel, kamu wajib deh nonton film ini.
Saya sudah menentukan, kalau saya sih mau jadi #TeamSarah. Kalau kamu?
-SKA-
23 thoughts on “Review Si Doel The Movie”
Sama dong, mpo juga team sarah. Sarah wanita talenta dan kuat
Filmnya menurutku sukses membawa emosi penonton, ada sedihnya dan ada lucuknya.. bang Mandra sukses membuat banyak penonton tertawa, sedangkan Doel tetep dengan gaya nya yang “lelet” haha sory bang Doel.. initinya saya menunggu kisah perjalanan Doel selanjutnya
Bikin mewek film ini ya mba.. dan gregetan sama doel yg bimbang akupun sudah nonton.. untung ada mandra yg menghibur
Aku bingung mau team yang mana, Sarah egois,mania tapi diposisi yang bener karena istri syah Doel. Zaenab lembiut, pengertian tapi nasibnya buruk..doel kayaknya yang perlu dijitak pake dua-duanya dinikahin
Zaman booming sinetron Si Doel ini aku inget deh..Kota Jakarta Metropolitan tiap malam Minggu sepiii jalanannya hahaha. Hampir semua org mantengin televisi. Keren banget ya ceritanya bagus. Aku mau nonton Doel The Movie juga blm tau kapan sempatnya ke bioskop
Mba Eskaa, ini pilem legendaris yang pengen banget aku tonton mbaa. Masih kebayang deh pilem pilem Si Doel yang mampu bikin galau mba. Pilem ini kayaknia bisa bikin nostalgia ya mbaa untuk mengingat sinetron SI DOel. Mbaa, jadinya Zaenab apa Sarah, mba? Hehhehee
Yahhh Doel kok malah nikah sama Sarah dan Zaenab 🙁 biarpun judulnya nikah siri teteup aku bete ah *lhaaa.
Yg aku kangenin sama film ini adalah Cornelia Agatha yg dari look-nya aja terlihat wanita mandiri dan kuwat. Eh, sama celutukan Bang Mandra dahhhh
Wah jadi Doel poligami yaa.. nikah sama Zenab dan Sarah. Hmmmm
Aaaak baper banget nonton trailernya, aku ngikutin ceritanya mereka sampai Sarah ninggalin Doel karena terlalu dibakar api cemburu saat itu, tapi waktu itu kayaknya gak dijelasin kalau Sarah pergi dalam keadaan hamil, huhu jadi penasaran pengen nonton filmnya.
Aku jadi penasaran sama momen ketemuan Doel sama anaknya mbak.. btw kenapa si sarah pergi sih?
bikin mewek yah sepertinya 🙁 minggu ini harus nonton biar bisa nostalgia
Informasi yang anda muat sangat berguna menambah pengetahuan saya tentang hal itu, terima kasih telah memberikan info yang bermanfaat. Kunjungi juga blog saya di streaming streaming film online. Salam sehat