
Pekan ASI Sedunia 2019: Ayah dan Ibu Kunci Keberhasilan Menyusui
Pekan ASI Sedunia
Moms, apakah kalian tahu kalau di minggu pertama bulan Agustus setiap tahunnya diperingati sebagai “World Breastfeeding Week” atau “Pekan ASI Sedunia”?
Peringatan ini berawal dari adanya Deklarasi Innocenti pada tahun 1990 di Florence Italia yang mengamanatkan tentang pentingnya mengkampanyekan Air Susu Ibu (ASI) sebagai bagian dari upaya perlindungan, promosi, dan dukungan menyusui.
Saya dan teman-teman komunitas Blogger Crony berkesempatan menghadiri event Pekan ASI Sedunia 2019 pada tanggal 7 Agustus 2019 di Auditorium Siwabessy, Kementerian Kesehatan RI. Acara hari itu merupakan acara puncak Peringatan Pekan ASI Sedunia tahun 2019 yang diadakan oleh Kemenkes RI bekerja sama dengan Dinkes DKI Jakarta. Bentuk acaranya berupa workshop yang dihadiri sekitar 500 orang, terdiri dari 102 peserta daerah dari 34 provinsi, peserta pusat 244 orang dan ditambah 150 orang peserta undangan Dinkes DKI Jakarta.

Peserta daerah diwakili 3 orang setiap provinsi meliputi 1 orang dari Dinkes Provinsi, 1 orang dari Dinkes Kabupaten/Kota dan 1 orang perwakilan TP PKK Provinsi. Sementara itu, peserta pusat terdiri dari OASE Kabinet Kerja, Lintas Kementerian/Lembaga, TP PKK Pusat, Dharma Wanita, Akademisi/Organisasi Profesi, Perguruan Tinggi, Mitra Pembangunan Organisasi Kemasyarakatan, Dunia Usaha dan Media. Khusus peserta dari DKI Jakarta berasal dari Lintas Program Dinkes DKI Jakarta, Kepala Suku Dinkes Kab/Kota, RSUD, Puskesmas Kecamatan, TP PKK Kab/Kota di wilayah provinsi DKI Jakarta.
Ada Kegiatan Apa Saja di Pekan ASI Sedunia 2019?
Rangkaian kegiatan Pekan ASI Sedunia 2019 sebetulnya sudah dimulai sejak tanggal 2 Agustus 2019 berupa Temu Media di Kemenkes RI yang melibatkan narasumber dari pakar ASI dan juga berbagai media. Kegiatan lainnya yang dilakukan baik di tingkat pusat maupun daerah meliputi seminar, workshop, sosialisasi, talkshow, kampanye ASI melalui media cetak, elektronik dan sosial, dan lomba. Kegiatan-kegiatan ini dilaksanakan oleh berbagai pihak dari pemerintah, mitra kerja, akademisi, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, dunia usaha, media dan masyarakat.
Pada puncak acara Pekan ASI Sedunia 2019, agenda kegiatan diawali dengan pembukaan dan penyerahan hadiah bagi pemenang Lomba Ibu Bekerja dengan ASI Eksklusif Antar Kementerian/Lembaga dan Pemenang Lomba Video Edukasi terkait Pekan ASI Sedunia. Penyerahan hadiah dilakukan oleh Prof Nila Moeloek selaku Menteri Kesehatan RI.

Lomba Ibu Bekerja dengan ASI Eksklusif Antar Kementerian/Lembaga pada tahun ini ramai diikuti oleh 78 orang ibu bekerja yang terdiri dari 51 orang di lingkungan Kemenkes dan 27 orang peserta dari antar kementerian/lembaga. Lomba Video Edukasi terkait Pekan ASI Sedunia diikuti oleh peserta dari provinsi.
Setelah acara pembukaan, agenda dilanjutkan dengan 2 sesi panel dengan narasumber dari Kementerian Kesehatan, Ketua TP PKK Pusat, Ayah ASI, RS St. Carolus, PT Intercalin Jakarta dan GAIN.
Ayo Dukung Ibu Sukses Menyusui
Kali ini tema global yang diangkat pada Pekan ASI Sedunia Tahun 2019 adalah “Empower Parents, Enable Breastfeeding”. Kemudian, tema tersebut diadaptasi menjadi tema nasional yaitu “Ayah dan Ibu Kunci Keberhasilan Menyusui”, dengan slogan “Ayo Dukung Ibu Sukses Menyusui”.
Dengan tema tersebut, harapannya adalah dukungan keluarga dan masyarakat terhadap keberhasilan ibu menyusui bisa berkontribusi dalam pencegahan stunting yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.
Read also: Stunting tidak bisa diobati, tapi bisa dicegah
Dalam sambutannya, Prof Nila Moeloek memaparkan bahwa angka stunting kita sudah turun sejak 5 tahun lalu. Meskipun begitu, tetap saja angkanya masih memprihatinkan yaitu sebesar 30,8% (Riskesdas 2018). Ini menunjukan kalau masalah gizi pada balita di Indonesia masih cukup tinggi yang memerlukan prioritas khusus untuk ditangani.

Menyusui diyakini bisa membantu mencegah terjadinya masalah gizi dan memberikan perlindungan terhadap infeksi, serta menjamin ketahanan pangan untuk bayi dan balita. ASI itu anugerah Allah yang gratis dan sangat bermanfaat bagi pertumbuhan bayi. Keuntungan menyusui adalah hematnya pengeluaran untuk membeli susu formula sehingga orang tua bisa menggunakan uangnya sebagai tabungan atau kebutuhan biaya hidup lainnya yang lebih penting.
Kendala dalam Pemberian ASI
Sebenarnya praktik menyusui di Indonesia sudah cukup baik. Menurut data Riskedas 2018, lebih dari separuh bayi lahir (58,2%) sudah melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan sebanyak 74,5% bayi usia 0-5 bulan menyusu eksklusif. Sekitar separuh anak (55%) menyusu sampai berusia 24 bulan atau 2 tahun/lebih (SDKI 2017).
Read also: Tips Mencegah Stunting? Millennials WAJIB Tahu Ini Sebelum Menikah!
Pemberian ASI di lapangan tak dipungkiri mengalami beberapa kendala. Misalnya saja dalam hal memerah ASI bagi working mom perlu disediakan ruangan laktasi yang nyaman di kantor. Selain itu, di fasilitas umum sebaiknya juga dilengkapi dengan ruang laktasi, contohnya seperti Kabin Menyusui yang sudah disediakan di beberapa stasiun. Di mall-mall besar biasanya juga sudah disediakan nursery room yang nyaman untuk ibu menyusui dan mengganti diapers bayinya.

Dukungan dalam pemberian ASI juga bisa dilihat dari pemberian jatah cuti melahirkan bagi karyawan wanita yang bekerja di institusi. Di Indonesia, cuti hamil dan cuti melahirkan bagi karyawati total 3 bulan dengan hak diberikan gaji full. Sudah cukup bagus sih, tapi menurut saya akan lebih bagus lagi kalau kita mengadaptasi sistem Australia yang memberikan cuti 6 bulan untuk si ibu dan 4 minggu untuk ayah. Namun, sepertinya untuk menuju ke arah sana masih perlu perjuangan yang sangat panjang ya.
Seorang bapak yang duduk bersebelahan dengan saya, perwakilan dari Dinkes Gorontalo, bercerita kepada saya bagaimana susahnya mengedukasi masyarakat tentang pentingnya praktik memberikan ASI Ekslusif di daerahnya. Saya pun mengamininya, “Betul sekali Pak, memberikan edukasi untuk masyarakat memang nggak selesai hanya dengan sekali atau dua kali. Saya yang notabene sering sharing ilmu per-ASI-an, tapi kalau menghadapi saudara sendiri yang memang nggak open-minded soal ini ya mental omongan saya”.
Yups, sebagai praktisi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), masalah utama yang sering saya temui di lapangan adalah mindset ibu dan keluarganya terhadap kecukupan ASI dan tumbuh kembang bayi. Masyarakat di perkotaan memang lebih open-minded terhadap pemberian informasi, lain lagi dengan masyarakat pedesaan yang masih awam dan kurang proaktif dalam mencari informasi.
-SKA-
24 thoughts on “Pekan ASI Sedunia 2019: Ayah dan Ibu Kunci Keberhasilan Menyusui”
Alhamdulillah aku bersyukur banget bisa menyusui anak anak sampai 2 tahun bahkan lebih, sekarang aja masih ada ASI ku meski sedikit. Apalagi dengan support dari semua pihak akan membuat ibu menyusui tambah semangat menyusui. Lebih tenang dan nyaman ya mbak. Karena dua hal ini juga faktor keberhasilan menyusui
alhamdulillah ya zaman makin maju, bisa perah dan simpa asi buat ibu bekerja, mungkin kalau zaman dulu bakal mentok di sufor ya kalau ibu bekerja, karena teknik memerah dan menyimpan asi belum seluas skrg infonya
Mantap ya, terus digerakkan untuk memberikan asupan ASI pada anak. Karena bisa dipastikan dengan asupan ASI anak lebih sehat.
Salut sama kegiatan begini, visioner .
Zaman sekarang pemerintah makin tanggap terhadap ibu menyusui ini. Fasilitas umum kamar2 ASI menjamur seperti di mall, stasiun2 kereta api, dll. Apalagi sang suami kudu wajib gercep mendukung isterinya yang menyusui ya dengan turut membantu, menjaga ibu dan bayinya 🙂
Memang ya Mbak, kunci sukses MengASIhi itu bukan cuma Ibu atau juga Bapaknya, tapi juga lingkungan sekitar. Alhamdulillahnya, kalau di kantorku ada nursing room yang cukup nyaman, buat para Busui sekedar melepas lelah sambil pumping…
Semoga, semangat dari pekan ASI membuat para Ibu makin semangat memberikan ASI yaaa
Buatku kegiatan menyusui adalah anugerah terindah perempuan selain melahirkan ya. Makanya pas dulu dinyatakan hamil ya udah prepare juga memassage payudara biar asi lancar pas anak lahir. Dan benar lho dukungan suami adalah motivasi perempuan buat makin semangat deh kasih asi
Alhamdulillah yaa ibu sadar ASI sudah semakin banyak, terbukti dari besarnya prosentase ibu menyusui dengan ASI tersebut. Ini menunjukkan tingkat gizi anak Indonesia makin membaik nih. Ayo aah saya juga dukung ASI sebagai minuman terbaik untuk anak2.
Smoga semakin hri. makin banyak yang mendukung ASI. Dan banyak juga fasilitas yang mendukung agar ibu bekerja bisa beri ASI
Klaau boleh usul sebenarnya jangan kabin kyk gtu ya, tapi ada ruangan khusus misal di mana gtu nempel mushola yg lbh permanen dan muat lbh banyak ibu menyusui hehe. Tapi salut sama upaya pemerintah yang sekarang udah banyak yang memfasilitasi busui ya mbak.
Bener banget kesuksesan busui itu butuh dukungan dr banyak pihak yaaaa
Wuaah, banyak ya rangkaian acaranya, seru banget pasti. Banyaj ilmu banyak inspirasi. Aku malah menyusui2 aja, ga inget sama selebrasi atau peringatannya, hihi…
Baru banget baca kasus hebih pelecehan soal artis yg lagi ngASI. harusnya para lelaki atau bapak2 paham juga untuk ngedukung bukan malah ngejatuhin. Hiks sedih klo ada hal kaya gini.kamapanyenya harus terus digaungkan nih
Wow aku baru tahu ternyata sudah sejak th 1990 ya. Udah lama juga ya di dunia. Wah kalau cuti melahirkan sampai 6 bulan ga yakin deh yang ada malah ibu2 pada bingung mau ngapain 6 bulan di rumah. Hehe. Kecuali pendampingan konselor menyusui juga difasilitasi oleh perusahaan. Aku sepakat kayak gitu jadi tujuan cuti juga tercapai. Anak dpt asix, ibu ga stres