
REMAJA MILLENIAL RENTAN TERKENA HIPERTENSI, BE AWARE DAN CEGAH SEDINI MUNGKIN DENGAN CERDIK!
Tanggal 17 Mei diperingati sebagai World Hipertension Day. Please note, ini bukan sebuah perayaan ya, melainkan hari peringatan bahwa Hipertensi itu masih menjadi beban masalah di dunia ini.
Siapa yang nggak familiar dengan Hipertensi? Iya penyakit tekanan darah tinggi. Hipertensi ini dulunya lebih sering diderita oleh orang berusia lanjut. Keberadaannya meningkat sesuai dengan bertambahnya usia seseorang. Tapi jangan salah, di zaman millennial seperti zaman now ini prevalensi Hipertensi juga semakin meningkat.
Hipertensi kini tidak lagi diderita oleh orang – orang tua saja, bahkan usia remaja pun sekarang sudah mesti aware dengan ancaman Hipertensi! I’m serious, FYI, beberapa teman sebaya saya menjelang usia kepala 3 juga sudah ada yang didiagnosis hipertensi.
Keluarga saya punya riwayat Hipertensi. Almarhumah nenek saya meninggal di tahun 2010 karena heart attack setelah sebelumnya menderita Hipertensi dalam jangka waktu lama. Beberapa tahun kemudian, tepatnya di tahun 2016, kakek saya meninggal karena stroke yang berkepanjangan. Riwayat penyakit itu pun menurun pada ibu saya dan beberapa saudaranya. Sampai saat ini ibu harus rutin minum obat Hipertensi dan melakukan cek rutin tekanan darah selama hidup beliau. Almarhumah istri dari Oom saya yang menderita Hipertensi dan overweight meninggal di usianya yang masih sangat muda, kala itu sekitar 30 tahun awal. Dia meninggal saat sedang tertidur pulas. Pantas saja kalau Hipertensi disebut sebagai the silent killer karena memang dia melenyapkan nyawa manusia secara diam-diam.
Faktor Risiko Penyebab Hipertensi
Well, saya sendiri yang notabene berasal dari keluarga dengan riwayat Hipertensi dan (penyakit turunannya) harus selalu waspada karena ancaman Hipertensi berpotensi menghantui anak cucu saya kelak. Upaya pencegahan Hipertensi sedini mungkin perlu dilakukan dengan menghindari beberapa faktor risikonya.
Apa saja faktor-faktor risiko Hipertensi? Lihat gambar berikut ini ya:

Apakah kamu tahu kalau Hipertensi menjadi penyebab kematian utama di dunia? Hipertensi juga merupakan kontributor terbesar penyebab kesakitan dan kematian di ranah global. Seseorang yang sudah terkena Hipertensi berpeluang untuk terkena komplikasi penyakit tidak menular (PTM) lainnya seperti gagal ginjal, jantung, stroke, dll.

Di Indonesia, Hipertensi dan komplikasinya menyerap biaya pengobatan paling tinggi. Kalau sudah begini, bukan cuma keluarga korban Hipertensi saja yang pusing memikirkan biaya pengobatan tapi pemerintah kita lebih pusing lagi karena harus menanggung beban biaya yang banyak melalui Sistem Jaminan Kesehatan Nasional. Padahal, seandainya saja kita mau melakukan upaya preventif, kemungkinan terkena Hipertensi bisa ditekan kan?

Know Your Number!
Mungkin kamu bertanya-tanya, tekanan darah yang seperti apa sih yang disebut Hipertensi? Atau mungkin sekarang kamu mulai merasa khawatir kemungkinan Hipertensi sudah menyerangmu tanpa kamu sadari?
Itulah pentingnya melakukan cek rutin tekanan darah untuk deteksi dini Hipertensi. Semua orang dewasa (> 18 tahun) HARUS MEMERIKSAKAN TEKANAN DARAHNYA! Kamu bisa melakukan cek tekanan darah di posyandu, klinik, puskesmas, atau rumah sakit.
Mahal? Ah sebenarnya nggak juga, manfaatin saja kartu BPJS kamu buat periksa, for free (di faskes alias PPK 1 tentunya, ya). Nggak punya kartu BPJS? Nah itu masalah kamu. LOL.
Syukur-syukur kamu punya alat cek tensi darah sendiri supaya sewaktu-waktu kamu bisa mengecek tekanan darah di rumah.
Oh ya, dalam rangka Hari Hipertensi Dunia Tahun 2019 yang mengusung tema “Know Your Number, Kendalikan Tekanan Darahmu dengan CERDIK”, ada kegiatan Bulan Pengukuran Tekanan Darah sekitar Mei-Juni 2019 yang dilakukan oleh PAPDI (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia), PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia), dan PERHI (Perhimpunan Hipertensi Indonesia).
Diagnosis Hipertensi
Diagnosis Hipertensi ditegakkan apabila terjadi peningkatan tekanan darah sistolik (TDS) ≥140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik (TDD) ≥90 mmHg pada pengukuran berulang di klinik.

Kalau kita lihat tabel di atas, tekanan darah optimal 120 mmHg/ 80 mmHg, sedangkan tekanan darah normal ada di rentang 120-129 mmHg/80-84 mmHg. So, kalau tekanan darahmu di atas itu, kamu harus waspada kecenderungan adanya Hipertensi.
Please note, pengukuran Hipertensi nggak cukup dilakukan sekali saja lho ya!
Pengukuran tekanan darah perlu dilakukan berulang dan dalam setiap kali pengukuran minimal dilakukan 3x pengukuran dengan jeda waktu 1-2 menit.
Mengukurnya juga harus dalam keadaan rileks. Artinya, kalau kamu habis ngos-ngosan naik tangga lalu mengukur tensi, sudah dipastikan tensimu tinggi lah.
Berikut ini instruksi saat pengukuran tekanan darah, perhatikan baik-baik ya.

Oh ya, tekanan darah yang diukur di klinik dan di luar klinik juga punya batasan masing-masing yang berbeda loh.
Selengkapnya ada di tabel ini:

Kenapa bisa berbeda begitu? Hem, mungkin bisa diambil contoh kasus ibu saya nih. Beliau pernah mengeluh begini,
“Ibu kalau cek tensi ke dokter pasti deh tensinya lebih tinggi dibandingkan kalau ibu cek sendiri di rumah”. (Btw, Ibu saya punya tensimeter digital jadi beliau sewaktu-waktu bisa mengecek sendiri tensinya).
Jadi, kenapa bisa beda? Karena pada dasarnya, ibu saya takut ketemu dokter. Hihihi. Jadi kalau beliau ketemu dokter, bawaan psikisnya takut, cemas, dan deg-degan sehingga tekanan darahnya selalu meningkat kalau diukur di klinik. Ini nyata guys! Jadi masuk akal ya, kenapa batas tekanan darah berbeda-beda tergantung waktu dan tempat pengukurannya.
Selanjutnya, pertanyaan yang sering ditanyakan adalah, kalau tekanan darah terbukti tinggi, apakah harus minum obat Hipertensi seumur hidup?
Agaknya ini perlu dikaji lebih lanjut. Pertama, apakah diagnosis Hipertensi itu ditegakkan setelah beberapa kali pengukuran?(artinya, kalau baru sekali pengukuran saja belum bisa dikatakan Hipertensi ya). Kedua, Hipertensi itu ada grade-nya loh. Kamu termasuk grade yang mana? Ini perlu konsultasi dengan dokter.
Tanda dan Gejala Hipertensi
Hipertensi itu hampir nggak punya gejala khusus, tapi kalau kamu merasakan beberapa hal berikut ini, terlebih lagi kalau kamu punya beberapa faktor risiko Hipertensi seperti obesitas, stress, jarang olahraga, dll. Ayok deh segera periksa tensi darahmu ya!

What to Do?
Kenapa pemerintah gembar-gembor soal pencegahan dan pengendalian Hipertensi?
Saat ini prevalensi Hipertensi di seluruh dunia masih cukup tinggi. Selain itu, Hipertensi adalah the silent killer, alias pembunuh diam-diam. Hipertensi itu tak bergejala, tapi kalau nggak segera ditangani bisa mengancam jiwa manusia. Di Indonesia berdasarkan hasil Riskesdas, ada peningkatan kasus Hipertensi, dari 25,8% (2013) menjadi 34,1% (2018).
Dalam acara Media Briefing untuk Komunitas Blogger di Kementerian Kesehatan RI pada 17 Mei 2019 lalu, Kemenkes menyampaikan himbauan agar semua pihak bisa berpartisipasi dan mendukung upaya pencegahan dan pengendalian Hipertensi. Ini tentu saja perlu gerakan massif, menyeluruh dan melibatkan semua elemen masyarakat, petugas kesehatan, profesi terkait, pembuat keputusan, perundang-undangan/legislatif dan pemerintah, terutama PERS untuk melakukan GPH (Gerakan Peduli Hipertensi).
So what should we do? Tentunya kita harus menerapkan hidup sehat yang bisa kita mulai dari keluarga kita. Kita bisa melakukan pengendalian Hipertensi dengan mengukur tekanan darah secara berkala dan menerapkan perilaku CERDIK.
Apa itu CERDIK?
C = Cek Kesehatan
E = Enyahkan asap Rokok
R = Rajin Olah Raga
D = Diet Seimbang
I = Istirahat yang cukup
K= Kelola Stress dengan baik
Kesimpulannya, sebetulnya Hipertensi bisa dicegah dan diobati, tergantung kita mau berupaya melakukan itu atau tidak.
-SKA-
Read More: Tes Pap Smear Tidak Menakutkan, Bisa GRATIS pula! Ini Pengalaman Saya
23 thoughts on “REMAJA MILLENIAL RENTAN TERKENA HIPERTENSI, BE AWARE DAN CEGAH SEDINI MUNGKIN DENGAN CERDIK!”
sekarang makin muda malah bisa kena hipertensi ya, hiks. Kemarin aja, ayahnya temen sekelas kifah, meninggal mendadak karena punya riwayat hipertensi, padahal masih muda orangnya
Ade juga punya riwayat turunan hipertensi. Dan sepertinya sudah masuk nih, semenjak lahiran anak kedua. Untungnya belum yang ketergantungan obat macam papa. Insya Allah coba cerdik ah habis lebaran.
Jadi inget alm ade iparku hiks, masih 28th dan belum nikah..tetiba lagi tugas ke Bandung, pas mau bwtangkat ke kantor…gas motor, jatuh, gak sadarkan diri dan meninggal dalam hitungan menit. Darah pecah ke otak akibat tekanan darah terlalu tinggu
Nenek dan ibu, adiknya ibu, punya hipertensi. Ini secara gak langsung bikin aku sadar kalau ada risiko hipertensi, hmmm, musti rajin olahraga dan minim garam nih akunya
Sedih ya kalau liat usia usia produktif tapi udah kena hipertensi. Sebisa mungkin tiap hari tensi ya kita. Alatnya juga udah banyak dijual.
Kok jadi sedih ya ternyata penderita hipertensi makin banyak. Edukasi pola makan dan hidup sehat udah banyak yang gak peduli bisa jadi pemicunya. Yuk deh ah kita CERDIK
Duh usia muda 30 tahun kena hipertensi jadi benar-benar silent killer ya, mba. Hipertensi jangan dianggap sebagai sesuatu yang biasa ya mba. Makasih materinya mba lengkap sekali. Jadi tahu juga gejala gejala hipertensi seperti apa
Waduuuh zaman now ini penyakit udah melanda kaum millenial termasuk usia kepala 3 ya. Kalau dulu kebanyakan kan lansia. Hipertensi itu the silent killer ya…bahkan pas bobo pulas bisa tau2 meninggal lah atau apa. Papahku juga hipertensi nih tapi selalu menjaga pola makan, gaya hidup dan CERDIK Alhamdulillaah kini sdh lbh baik.
Pola makan yg berantakan kalik ya yg menjadi salah satu faktor anak milenial rentan kena hipertensi. Blm lagi pula gampang stress, tambah klop deh
sedih skrg malah banyak yg muda terkena hipertensi, gaya hidupnya emang yang perlu diubah, harus lebih sehat, klo udah sakit mah ripuh
Waduh ngeri juga ya ini, hipertensi mengintai millenial. Memang perlu banget edukasi seperti ini, bukin makin aware .
Ngeri juga ya resikonya. Aku juga suka darah tinggi sih tapi pas ngomelin anak2 berantem, hihi… Semoga kita bisa terhindar dari penyakit yg membahayakan ya mba dengan cara Cerdik
Wah ternyata hipertensi juga menyerang kaum muda ya 🙁
Bisa jd krn lifestyle ya mbak. Trus hipertensi ini biasanya jg merembet ke mana2, serem…
Wah bener nih harus lakukan CERDIK supaua terhindar dari risiko hipertensi ya
I see you don’t monetize eskaningrum.com, don’t waste your traffic, you can earn extra bucks every month with new
monetization method. This is the best adsense alternative for any type of website (they approve all
websites), for more details simply search in gooogle: murgrabia’s tools
Your style is so unique compared to other people I’ve read stuff from. I appreciate you for posting when you’ve got the opportunity, Guess I’ll just book mark this web site.